Richard's Review

Thursday, January 18, 2007

GSM CDMA All in One

Revolusi dunia handphone telah menggabungkan 2 teknologi yg berbeda ke dalam satu handset. Kalau dulu kita baru mengenal satu handphone untuk 2 kartu asalkan teknologinya sama, GSM dg GSM, maka sekarang telah tersedia handphone yg bisa menggunakan 2 kartu berteknologi GSM dan CDMA.

Pusat pengembangan terbesarnya ada di negeri Panda, Cina. Salah satu merk yg sudah masuk ke Pusat Perdagangan Handphone di Roxy Jakarta adalah Coolpad. Dengan harga 4 jutaan, GSM triple band, CDMA dual band. Ada juga yg harganya 2 jutaan, GSM 2 dual band, CDMA 800 only. Kedua kartu, CDMA dan GSM dapat aktif secara bersamaan tanpa harus melakukan switch on off seperti penggunaan kartu ganda GSM dulu. Ada dua tombol send/call dalam satu handset. Namun tetap tidak bisa melakukan 2 panggilan bersamaan ataupun menerima 2 panggilan secara bersamaan. Bila ada 2 panggilan yg masuk, maka salah satunya akan mendapat call waiting. Belum jelas apakah call waitingnya ini harus diset dulu atau otomatis aktif. Selain Coolpad, ada juga produk dari Samsung dan ZTE.

Operator yg berminat untuk "memasok" handphone ini ke Indonesia adalah Indosat. Memang Indosat yg paling memungkinkan untuk langsung menggunakan handphone jenis itu untuk mendongkrak penjualan, karena mereka punya GSM dan CDMA dalam satu atap. Terlepas dari coverage Starone yg dianggap menyedihkan dibanding produk CDMA lainnya.

Apakah handphone ini akan dijadikan sasaran program bundling? Yang jelas Indosat tidak mau menjadi operator penjual HP, jadi kemungkinannya mereka mengambil skema join marketing atau sales bundling, untuk setiap HP yg dijual, gratis kartu GSM+CDMA. Dua skema bundling lain lebih beresiko, seperti skema di mana operator membeli handset dari distributor dan menjualnya kembali beserta kartu mereka dg harga pasaran. Atau malah seperti yg dilakukan Mobile8, yg mensubsidi harga handset Samsung Slimo sehingga harga jualnya ke pelanggan Fren lebih murah.

Sejauh mana efektivitas penjualan bundling ini bagi operator? Yang jelas sampai sekarang Fren masih melakukan bundling, dg skema yg berbeda tentunya karena mereka pastinya menderita kerugian cukup besar karena kejadian unlocking slimo sehingga bisa dipakai dg kartu operator lain. Tapi Esia menganggap tidak perlu menggenjot penjualan dengan bundling, toh sekarang juga sudah laris manis. Kalau flexi, sepertinya sudah tidak lagi bundling dengan Nokia. Kalau Mobile8 yg termasuk group Bimantara mungkin karena modal besar jadi bundling rugi pun tidak terlalu mengguncang, entah kalau pengalaman operator lain, Flexi misalnya, kenapa tidak lagi bundling? Apa kerugiannya? Yah, masih perlu "investigasi" lebih lanjut.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home